EKSOTISME BADAI GUNUNG PRAU
Siapa si yang tidak mengenal gunung prau ? ya menurut wikipedia Gunung Prahu (terkadang dieja Gunung Prau) yang memiliki ketinggian (2.565 mdpl) merupakan sebuah gunung terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prahu terletak pada koordinat 7°11′13″LU 109°55′22″BT. Gunung Prahu merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo.
Beberapa waktu yang lalu saya di beri kesempatan untuk menapakkan kaki saya di atas puncak gunung prau, saya dan teman-teman saya melakukan perjalanan dari semarang menggunakan transportasi bermotor, rute yang dilewati ketika melakukan perjalanan dari semarang yaitu Semarang-Temanggung-Wonosobo. yap perjalanan dilalui dengan cukup melelahkan ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat dengan kami, setelah dari semarang kota cuaca cerah hingga akhinya disetengah jalan lagi cuaca berubah menjadi hujan yang cukup lebat dan mengakibatkan kami harus beberapa kali istirahat, mungkin ini sebagai tanda bahwasannya kami tidak di izinkan untuk naik pada hari itu, itu tanda pertama.
Setelah perjalanan kami lalui kurang lebih 4 jam, berangkat jam 2 siang-jam 6 malam akhirnya kami sampe di gapura selamat datang dieng, kemudian menepi sebentar untuk membeli kaos tangan hangat setelah membeli kami bertemu dengan pendaki lain yang akan naik pada malam hari itu, mereka mengajak kami untuk melakukan pendakian bersama namun karena base camp yang akan kita tuju berbeda akhirnya kita mengurungkan niat untuk naik bersama, tujuan pendakian kami melalui basecamp patak banteng. Perlu diketahui gunung prau mempunyai 6 base camp jalur pendakian gunung prau.
1. Jalur pendakian patak banteng
2. Jalur pendakian dieng
3. Jalur pendakian kali lembu
4. Jalr pendakian dwarawati
5. Jalur pendakian Wates
6. Jalur pendakian campurejo
Dengan cuaca
yang hujan di tambah gelapnya jalan yang
masih sedikit penerangan, kami tidak menemukan base camp patak banteng walaupun
basecamp tersebut sudah kami lewati dan kami tidak tahu mau menggunakan jalur
pendakian mana lagi, kemudian kami mencoba untuk menggunakan jalur pendakian
kali lembu namun kami mengurungkan niat karena ada saja perasaan yang
mengganjal, mungkin itu tanda ke dua namun saya selalu berfikir positif dan saya Cuma berharap sama Tuhan semoga di kasih jalan yang
terbaik untuk kami, hingga akhirnya kami memutuskan untuk lewat jalur pendakian
dieng, sesampainya di basecamp Cuma ada rombongan kami saja tidak ada yang
lain. hingga akhinya datang dua pendaki lain dari ITB dan mereka mendaki bersama kami, dibawah rintikan hujan kami tetap membulatkan tekat untuk tetap medaki, sejenak sebelum berangkat kami berdoa untuk mohon supaya di beri keselamatan. kita memulai pendakian sekitar pukul 19.00
menuju pos 1
perjalanan menuju pos satu ini masih belum memakan waktu yang lama, dan akses jalannyapun masih sangat mudah karena masih melewati ladang-ladang milik warga, karena pada saat itu gerimis sehingga tidak bisa melihat daerah sekitar. setelah perjalan sekitar 30 menit kami sampai pos 1.
menuju pos2
pos 1 merupakan perbatasan antara hutan dengan ladang warga, kemudian perjalanan di hutan dimulai dari pos1 menuju pos2, jalan yang dilalui semakin terjal hingga melewati perkebunan pinus, perjalanan ditemani dengan cuaca grimis di tambah kabut yang semakin menyerang. perjalanan ke pos2 diperlukan waktu kira-kira 60-90 menit.
menuju pos 3
perjalanan menuju pos 3 semakin terjal, dan kita akan melewati akar-akar pinus. perjalanan meuju pos 3 ini memerlukan waktu sekitar 90 menit.
perjalanan menuju camping area
perjalanan ini sangat berat, karena jalan yang terjal ditambah hujan, angin kabut, dan kami semua belum pernah ada yang melalui jalur ini, perjalanan tanpa sebuh kepastian hahaha, kemudian sesampainya di perbukitan teletubis kami disambut dengan badai yang menerjang perjalanan kami mengakibatkan perasaan seperti ingin terbang, karena kuanya angin yang menerjang tubuh nan rapuh ini. perjalanan dilalui dengan penuh hati-hati jarak pandang yang super pendek membuat kita untuk tetap waspada. sepanjang jalan kami berteriak supaya kami tahu bahwa kami semua berada pada jalur yang benar, hingga akhirnya kami menemukan tenda seseorang dan kami bertanya pada mereka kemana arah camping ground berada, namun mereka tidak memperlakukan kami dengan baik, saran saya untuk teman-teman semua yang suka naik gunung untuk selalu sopan dalam bertindak apapun, hargai orang lain kita tidak akan pernah tau apa yang terjadi kedepannya.
kami terus berjalan, dan tanda-tanda akan camping ground berada sudah mulai tampak, suara-suara manusia dari kejauhan sudah bisa kami dengar, harapan kami untuk segera mencapai tempat bertenda semakin besar. hingga akhirnya kami menemukan tempat camping ground yang berada di balik bukit, kami bersyukur walapun perjalanan sangat berat namun kami semua mencapai puncak dengan selamat. dan kami sampai atas sekitar pukul 01.00.
kemudian kami mendirikan tenda, dan melanjutkannya dengan istirahat dan bersiap untuk menyambut mentari pagi. namun sial bagi kami cuaca buruk tetap mendatangi pendakian prau pada hari itu, sunrise yang biasanya mempesona tidak muncul sama sekali. hanya kabut putih lebat yang ada, harapan kami untuk melihat sunrise pun pupus sudah. harapan selanjutnya adalah terbukanya kabut lebat itu, dan dapat menikmati pemandangan dari gunung prau. perlu diketahui dari gunung prau kita dapat melihat gunung sindoro, sumbing, merapi dll. dan harapan tersebut terwujud kami bisa melihat pemandangan yang sangat bagus walapun tidak sempurna dan tidak dalam waktu yang lama. kemudian setelah puas diatas sekitar pukul 10.00 pagi kami memutuskan untuk turun dan masih ditemani dengan kabut. namun percayalah badai pasti berlalu dan keeksotisan prau dapat dilihat walau hanya sebentar namun tetap memanjakan mata.
Comments
Post a Comment